Resimen Mahasiswa merupakan organisasi yang terbentuk dari embrio TRIP, Tentara Pelajar, dan corps mahasiswa pada masa perang kemerdekaan. Dari dasar itulah Menwa Indonesia dipersiapkan dan dibentuk sebagai pasukan untuk bertempur melawan musuh dan langsung terjun ke lapangan untuk mempertahankan keutuhan NKRI.
“hebatkan pelajar saat itu, disaat mereka harus belajar, tetapi mereka siap angkat senjata untuk memenuhi panggilan ibu pertiwi, meskipun nyawa menjadi taruhan, coba sekarang, jangan kan nyawa, kepentingan pribadi aja susah dikorbankan demi orang banyak”
Ketika masa Tritura, Menwa Indonesia ikut serta dalam mobilisasi ke daerah perbatasan setelah perang kemerdekaan tahun 1960-an, Menwa Indonesia merubah visi dan misinya sebagai suatu pasukan cadangan Nasional di bawah Komando TNI. Kemudian Menwa hadir di kalangan civitas akademika sebagai wujud bela Negara. Ketika wajib latih mahasiswa dan pembentukan Resimen Mahasiswa dari tahun 1959 s/d 1965 lahirlah peraturan yang mewajibkan pembentukan Menwa di setiap Kodam di Indonesia.
“jadi gak betul ada istilah militer dalam kampus, menwa mewadahi mahasiswa yang ingin mewujudkan rasa nasionalismenya dengan pemberian ilmu bela negara serta disiplin ilmu yang mereka pelajari di kuliah. Masak ketika Indonesia terancam, lalu kita berbondong-bondong menyatakan siap tempur tapi gak punya taktik ya sama aja bunuh diri”
Pembentukan Resimen Mahasiwa Mahakarta dimulai sejak tahun 1962 dengan diadakannya pertemuan antara Dewan atau Senat Akademik beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta yang meghasilkan pembentukan Resimen Pembangunan pada tanggal 15 Januari 1962 secara de-facto dan de-jure berdirilah Resimen Pembangunan Mahakarta. Ketika itu Prof. Herman Yohannes yag menjabat sebagai Rektor UGM dilantik sebagai Komandan Resimen Pembangunan Mahakarta oleh Letjen TNI Ahmad Yani pada tanggal 10 Januari 1963. Setahun kemudian Resimen Pembangunan diikutsertakan dalam mobilisasi umum di daerah Irian Barat dan perbatasan Kalimatan.
“Prof. Herman Yohannes itu terkenal ahli pembuat bom lho, dan dia pernah menjadi rektor UGM”
Pada tahun 1977 keluarlah Surat Ketetapan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri P dan K, Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri mengenai pembentukan Resimen Mahasiswa di setiap Perguruan Tinggi di Indonesia yang berkonsep pada Bela Negara, sedangkan Resimen Mahasiswa Mahakarta Yogyakarta resmi terbentuk tanggal 19 April 1977 meskipun Menwa di DIY telah ada sejak 10 Januari 1963.
“resimen mahakarta itu adalah semacam perkumpulan menwa yang anggotanya adalah satmenwa-satmenwa yang ada di provinsi yogyakarta”
Komando Resimen Mahasiswa Mahakarta Batalyon 1 Universitas Gadjah Mada terbentuk secara resmi pada tanggal 8 September 1977 yang dikomandani oleh Budi Setiono sebagai yudha perintis. Perjalanan Menwa UGM dalam mendidik dan melatih anggotanya telah membuahkan hasil dengan mengikutsertakan anggota-anggotanya dalam misi kemanusiaan seperti pengiriman pasukan ke Timur Tengah pada tahun 1978 dan 1979 yang tergabung dalam pasukan Garuda dengan konsep bela Negara. Menwa UGM melakukan berbagi kegiatan kemanusiaan dalam program bakti Menwa yang seperti dalam Program Pembangunan masyarakat Timor Timur pada tahun 1997 dan ikut serta membantu korban bencana gempa and tsunami di NAD dan gempa di Yogyakarta pada Mei tahun 2006.serta siaga merapi yang tergabung dlam tim Basarnas.
“hebatkan menwa ugm, bisa ada yang keluar negeri gratis, hehehe, anggap saja beasiswa luar negeri”
Perubahan nama Batalyon Menwa menjadi Satuan Menwa berawal dari keluarnya SKB 3 Menteri tahun 1994 yang tertuang dalam Juklak Menwa Indonesia tentang pembinaan dan penggunaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara yang merubah nama Batalyon Menwa menjadi Satuan Menwa secara Nasional. Perubahan nama Batalyon menjadi Satuan pun diikuti Menwa UGM dengan nama Satmenwa UGM.
“skb 3 menteri itu antara lain menteri pertahanan, menteri pendidikan, dan menteri dalam negeri”
Dalam perjalanan 30 tahun Menwa UGM berbagai prestasi telah berhasil ditorehkan baik dalam tingkat Regional, Nasional, maupun Interasional, dengan semboyan Prajna Vira Dharma Cevana, ( Pejuang Pemikir dan Pemikir Pejuang) Satmenwa UGM ingin memberikan yang terbaik untuk bumi pertiwi Indonesia.
“pejuang pemikir=pejuang yang berintelektual dengan ilmu yang diperoleh dari universitas, pemikir pejuang= intelektual muda yang memiliki nasionalisme, dan siap mempertahankannya dari ancaman pihak lain”
Dengan Visi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa berbasis kepemimpinan, Sebagai wujud Bela Negara dalam rangka Pembentukan Sumber Daya manusia yang unggul dallam kepribadian, Intelektual, dn jasmani. Dan visi Melaksanakan Pendidikan dan pelatihan Bela Negara sebagai wadah pembentukan profil Mahasiswa yang tanggap, tanggon dan trenginas, Merencenakan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan, terutama dalam bidang minat kepemimpinan, terutama penalarandan kesejahteraan serta mewujudkan pengabdian kepada Perguruan Tinggi, Masyarakat, Bangsa dan Negara Satmenwa UGM ingin tumbuh dan berkembang bersama Menwa Menwa Indonesia.
“lambang menwa sendiri adalah bulu dan senapan yang saling bersilang. Posisi bulu yang berada di atas senapan menegaskan bahwa menwa adalah intelektual sipil bukan militer, dan tugas utama seorang menwa adalah tetap belajar dan belajar untuk pembangunan indonesia”