Dibalik Megahnya Grha Sabha!

“Membangun gedung seharusnya tidak hanya megah, namun juga kuat”

Peristiwa tadi sungguh dramatis dan menegangkan. Bagaimana tidak, keramik yang berada di tribun sebelah barat laut itu melengkung ke atas secara-tiba-tiba. Suporter menjadi panik terutama para wanita. Aku pikir terjadi perkelahian antar suporter, sehingga secara refleks aku berupaya turun bersama dua orang Satpam UGM untuk mengetahui keadaan. Ternyata sangat mengejutkan, Grha Sabha Pramana atau anak UGM sering menyebut GSP mengalami keretakan kedua kalinya setelah kemarin sore atau hari pertama kontes robot diselenggarakan.

Di Balik Megahnya GSP, ternyata ada yang harus dibenahi.

Continue reading

Kok Tumben Ya Aku Jadi Penakut Begini

Waktu menunjukan pukul 18.45, berarti latihan upacara serah terima jabatan (sertijab) Menwa akan dimulai, aku bergegas ke kamar mandi di Gedung Pusat UGM untuk ganti pakaian PDL. Ketika sampai di kamar mandi aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan kamar mandi ini. Aku melihat sekeliling, suasana sepi banget padahal di depan sana ramai

yaiyalah wan masa pipis semua, jebol nanti

Kemudian aku jadi ragu ganti baju di tempat ini. Apalagi mengingat kalau bangunan ini adalah salah satu bangunan tua yang ada di Yogyakarta. Bangunan ini mungkin menjadi saksi hidup berbagai macam peristiwa berdarah di Yogyakarta

masa cih? setau aku tragedi berdarah di yogyakarta adalah waktu agresi militer belanda tahun 1948 dan gedung rektorat pun belum jadi, dasar lebai

Iya sih aku juga tau, tapi tetap aja namanya bangunan tua. Pasti para pembesar UGM yang pernah berkantor disini udah meninggal dan mereka pasti masih bergentayangan disini.

gak papa wan, berarti hantunya intelektualnya bagus dong, secara pejabat UGM gitu lho

Aaaah gak tau ah. Kembali ke kasus ganti baju. Akhirnya daripada nunggu kelamaan dan waktu latihan juga hampir dekat, aku memutuskan ganti baju di Grha Sabha, meskipun agak jauh tapi bangunan ini lebih humanis bagi aku

weits rektorat ke grha sabha? jalan? demi ganti baju? tololnya dirimu

Biarin weeek, akhirnya dengan perjalanan sekitar 150 meter aku sampai di kamar mandi Grha Sabha. Tapi tunggu dulu, salah satu kamar mandi terkunci dan hampir tidak ada suara yang mencurigakan (suara pipis, BAB, atau gemercik air) jangan-jangan….huaaa korban pembunuhan hantu toilet. Kabuuuuur.

ya allah ya tuhan kami berikanlah sedikiiiiiit saja keberanian pada makhluk tengik ini

Akhirnya aku keluar dari toilet itu dan memutuskan ganti baju di mushola sebelah toilet itu. Tahu sendirikan bagaimana ribetnya pakai PDL. Kalau sedikit aja aku telat dan ada orang yang mau sholat melihat aku bugil. Waaah bisa masuk Balairung atau Bulaksumur Post neeeh. Kalau yang penget sholat cowok seh gak papa, lha kalau cewek. Hihihhi. Udah ah jadi malu sendiri


SEJARAH RESIMEN MAHASISWA UGM

Resimen Mahasiswa merupakan organisasi yang terbentuk dari embrio TRIP, Tentara Pelajar, dan corps mahasiswa pada masa perang kemerdekaan. Dari dasar itulah Menwa Indonesia dipersiapkan dan dibentuk sebagai pasukan untuk bertempur melawan musuh dan langsung terjun ke lapangan untuk mempertahankan keutuhan NKRI.

“hebatkan pelajar saat itu, disaat mereka harus belajar, tetapi mereka siap angkat senjata untuk memenuhi panggilan ibu pertiwi, meskipun nyawa menjadi taruhan, coba sekarang, jangan kan nyawa, kepentingan pribadi aja susah dikorbankan demi orang banyak”

Ketika masa Tritura, Menwa Indonesia ikut serta dalam mobilisasi ke daerah perbatasan setelah perang kemerdekaan tahun 1960-an, Menwa Indonesia merubah visi dan misinya sebagai suatu pasukan cadangan Nasional di bawah Komando TNI. Kemudian Menwa hadir di kalangan civitas akademika sebagai wujud bela Negara. Ketika wajib latih mahasiswa dan pembentukan Resimen Mahasiswa dari tahun 1959 s/d 1965 lahirlah peraturan yang mewajibkan pembentukan Menwa di setiap Kodam di Indonesia.

“jadi gak betul ada istilah militer dalam kampus, menwa mewadahi mahasiswa yang ingin mewujudkan rasa nasionalismenya dengan pemberian ilmu bela negara serta disiplin ilmu yang mereka pelajari di kuliah. Masak ketika  Indonesia terancam, lalu kita berbondong-bondong menyatakan siap tempur tapi gak punya taktik ya sama aja bunuh diri”

Pembentukan Resimen Mahasiwa Mahakarta dimulai sejak tahun 1962 dengan diadakannya pertemuan antara Dewan atau Senat Akademik beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta yang meghasilkan pembentukan Resimen Pembangunan pada tanggal 15 Januari 1962 secara de-facto dan de-jure berdirilah Resimen Pembangunan Mahakarta. Ketika itu Prof. Herman Yohannes yag menjabat sebagai Rektor UGM dilantik sebagai Komandan Resimen Pembangunan Mahakarta oleh Letjen TNI Ahmad Yani pada tanggal 10 Januari 1963. Setahun kemudian Resimen Pembangunan diikutsertakan dalam mobilisasi umum di daerah Irian Barat dan perbatasan Kalimatan.

“Prof. Herman Yohannes itu terkenal ahli pembuat bom lho, dan dia pernah menjadi rektor UGM”

Pada tahun 1977 keluarlah Surat Ketetapan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri P dan K, Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri mengenai pembentukan Resimen Mahasiswa di setiap Perguruan Tinggi di Indonesia yang berkonsep pada Bela Negara, sedangkan Resimen Mahasiswa Mahakarta Yogyakarta resmi terbentuk tanggal 19 April 1977 meskipun Menwa di DIY telah ada sejak 10 Januari 1963.

“resimen mahakarta itu adalah semacam perkumpulan menwa yang anggotanya adalah satmenwa-satmenwa yang ada di provinsi yogyakarta”

Komando Resimen Mahasiswa Mahakarta Batalyon 1 Universitas Gadjah Mada terbentuk secara resmi pada tanggal 8 September 1977 yang dikomandani oleh Budi Setiono sebagai yudha perintis. Perjalanan Menwa UGM dalam mendidik dan melatih anggotanya telah membuahkan hasil dengan mengikutsertakan anggota-anggotanya dalam misi kemanusiaan seperti pengiriman pasukan ke Timur Tengah pada tahun 1978 dan 1979 yang tergabung dalam pasukan Garuda dengan konsep bela Negara. Menwa UGM melakukan berbagi kegiatan kemanusiaan dalam program bakti Menwa yang seperti dalam Program Pembangunan masyarakat Timor Timur pada tahun 1997 dan ikut serta membantu korban bencana gempa and tsunami di NAD dan gempa di Yogyakarta pada Mei tahun 2006.serta siaga merapi yang tergabung dlam tim Basarnas.

“hebatkan menwa ugm, bisa ada yang keluar negeri gratis, hehehe, anggap saja beasiswa luar negeri”

Perubahan nama Batalyon Menwa menjadi Satuan Menwa berawal dari keluarnya SKB 3 Menteri tahun 1994 yang tertuang dalam Juklak Menwa Indonesia tentang pembinaan dan penggunaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara yang merubah nama Batalyon Menwa menjadi Satuan Menwa secara Nasional. Perubahan nama Batalyon menjadi Satuan pun diikuti Menwa UGM dengan nama Satmenwa UGM.

“skb 3 menteri itu antara lain menteri pertahanan, menteri pendidikan, dan menteri dalam negeri”

Dalam perjalanan 30 tahun Menwa UGM berbagai prestasi telah berhasil ditorehkan baik dalam tingkat Regional, Nasional, maupun Interasional, dengan semboyan Prajna Vira Dharma Cevana, ( Pejuang Pemikir dan Pemikir Pejuang) Satmenwa UGM ingin memberikan yang terbaik untuk bumi pertiwi Indonesia.

“pejuang pemikir=pejuang yang berintelektual dengan ilmu yang diperoleh dari universitas, pemikir pejuang= intelektual muda yang memiliki nasionalisme, dan siap mempertahankannya dari ancaman pihak lain”

Dengan Visi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa berbasis kepemimpinan, Sebagai wujud Bela Negara dalam rangka Pembentukan Sumber Daya manusia yang unggul dallam kepribadian, Intelektual, dn jasmani. Dan visi Melaksanakan Pendidikan dan pelatihan Bela Negara sebagai wadah pembentukan profil Mahasiswa yang tanggap, tanggon dan trenginas, Merencenakan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan, terutama dalam bidang minat kepemimpinan, terutama penalarandan kesejahteraan serta mewujudkan pengabdian kepada Perguruan Tinggi, Masyarakat, Bangsa dan Negara Satmenwa UGM ingin tumbuh dan berkembang bersama Menwa Menwa Indonesia.

“lambang menwa sendiri adalah bulu dan senapan yang saling bersilang. Posisi bulu yang berada di atas senapan menegaskan bahwa menwa adalah intelektual sipil bukan militer, dan tugas utama seorang menwa adalah tetap belajar dan belajar untuk pembangunan indonesia”