Mengintip Flores : Menyapa Maumere dan Terpukau Keindahan Pantai Koka

Hati hati dengan keluh kesah. Jika Tuhan iseng menanggapi keluh kesahmu, apa yang kamu inginkan bisa saja terwujud.

Pantai Koka, destinasi pertama yang kami kunjung dalam #MengintipFlores

2014 saya menginjakan kaki pertama kali ke Flores ketiga bertugas di Rote Ndao. Saat itu saya melihat prosesi Semana Santa di Larantuka kemudian melanjutkan perjalanan menuju Danau Kelimutu.

Saya sangat jatuh cinta dengan pemandangan matahari terbit di danau vulkanik ini. Apalagi bagian  ketika matahari mulai nampak dan menerangi tiga kawah bekas letusan dahsyat yang terisi air itu. Pemandangan mataharinya terbitnya sangat unik.

Ketika saya kembali penugasan ke Kupang, momen menjalajahi Kelimutu kembali adalah salah satu prioritas yang harus saya realisasikan.

Kali ini saya bersama dengan keluarga Pohon Lontar menjelajahi beberapa tempat di Flores. Agenda perjalanan sudah saya persiapkan yaitu berawal dari Maumere hingga Bajawa menyusuri jalur Trans Flores menggunakan sepeda motor selama 4 hari 3 malam.

Tiba di Bandara Frans Seda Maumere, On Time

Dari Kupang kami menuju Maumere menggunakan pesawat Wings Air yang harga tiketnya lumayan terjangkau, sekitar Rp. 320 ribu. Sesaat sebelum mendarat di Maumere, pesawat kami tampak mengitari Gunung Egon yang berada persis di sebelah timur Kota Maumere. Di Maumere kami menyewa sepeda motor seharga Rp. 350 ribu permotor untuk 3 hari.

Melintas di atas Gunung Egon

Pemeriksaan Ehac di Bandara Frans Seda Maumere bagi penumpang yang baru saja mendarat sebagi salah satu upaya pencegahan penularan Covid19

Pantai Koka yang sangat Indah

Tujuan pertama kami adalah Pantai Koka yang berada di pesisir selatan Pulau Flores. Dari Maumere kami menghabiskan waktu kurang lebih 1,5 jam melewati jalanan aspal Trans Flores sejauh 51 km yang berliku dan naik turun. 2013 silam, bagian jalur ini yang membuat saya mabuk dan nyaris muntah. Karena menggunakan sepeda motor, perjalanan kali ini agak nyaman. 

Titik pertigaan Trans Flores – Pantai Koka



Dari pertigaan jalan Trans Flores hingga jalur ke Pantai Koka kondisinya sangat rusak. Motor yang saya kendarai hampir saja terperosok saat menuruni jalan yang berbatu. Terdapat dua kali pos penjualan tiket masing-masing Rp. 5.000, entah mana yang resmi.

Pantai Koka terdiri dari dua teluk yang dipisahkan oleh sebuah bukit. Untuk menaiki bukit juga dikenakan tarif sebesar Rp. 5.000. Jadi total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 15.000, relatif terjangkau sebenarnya, apalagi pemandangan yang kita nikmati keren banget.

Pantai Koka, bentuk pantainya keren banget

Salah satu bagian paling ikonik dari pantai Koka, hati-hati jurangnya langsung ke laut

Di Pantai Koka terdapat beberapa warung yang menjual makanan dan minuman. Kami membeli kelapa muda yang cukup untuk menyegarkan diri dari cuaca terik Pantai Koka. 

Berhubung hari mulai sore, kami melanjutkan perjalanan menuju Moni. Tidak sabar rasanya berjumpa kembali dengan suasana fajar di Kelimutu. 

bersambung

Leave a comment