Fakultas Psikologi UGM Terajin

Tanggal merah bagi beberapa civitas akademika Fakultas Psikologi UGM tidak disambut terlalu antusias. Hal ini terjadi lantaran pihak fakultas memindahkan hari kuliah yang terpotong tanggal merah ke hari Sabtu. Kebijakan ini ditempuh agar kehadiran mahasiswa selama 14 kali pertemuan tercapai. Saya sendiri cukup setuju dengan sistem ini meskipun saya harus mengorbankan hari Sabtu untuk kuliah. Karena pihak fakultas mensyaratkan kehadiran 100% untuk nilai kehadiran A.

Berkaitan dengan masalah kehadiran, Fakultas Psikologi pernah membuat aturan yang cukup kontroversial. Salah satunya adalah kebijakan kehadiran 100% bagi mahasiswa. Jika mahasiswa tidak hadir sekali pada mata kuliah tertentu dengan alasan selain sakit, bisa dipastikan mahasiswa mengulang mata kuliah tersebut tahun depan.

Kalau untuk kebijakan kehadiran 100% saya sangat tidak setuju apa lagi jika alasan ijin tidak diberi kompensasi. Perlu diketahui bahwa fakultas tercinta ini paling lantang dalam menyuarakan soft skill bagi mahasiswa UGM. Alumni Fakultas Psikologi UGM yang telah menjadi Human Resources Development (HRD) di perusahaan-perusahaan besar banyak mengeluh karena mahasiswa UGM tidak memiliki soft skill yang handal. Soft skill ini diperoleh melalui pengalaman-pengalaman berorganisasi maupun kepanitiaan. Namun ada kesenjangan dengan sabda fakultas ini dengan kenyataan di lapangan.

Dengan kebijakan 100% dapat dipastikan mahasiswa yang ikut organisasi tidak dapat mengabdi penuh. Kuliah memang yang utama, tapi alangkah naifnya jika fakultas terkesan membatasi. Banyak sekali mahasiswa Psikologi yang menduduki jabatan strategis di beberapa UKM yang ada di UGM. Marching Band, Gama Cendekia, dan lain-lain. Ketika mereka tidak mengikuti suatu agenda penting dalam organisasi-organisasi tersebut dengan alasan mengejar target kehadiran 100%, apakah mahasiswa Psikologi bisa dipercaya untuk memiliki kontribusi yang meyakinkan?

Saat ini kebijakan kehadiran 100% tersebut telah direvisi kembali menjadi 75%. Namun Nilai kehadiran A tetap dipertahankan jika mahasiswa mengikuti 14 kali pertemuan. Jadi bagi yang tidak memenuhi target 14 kali, jangan harap bisa mendapat nilai A di akhir semester.

Kekacauan di Hari Pertama Kuliah Semester II


Akhirnya kuliah lagi setelah sekian lama libur semesteran yang cukup panjang. Mata kuliah hari pertama ini adalah Psikologi Pendidikan dengan Bu Amitya sebagai dosen pengampu. Dan kekacauan pun dimulai. Di jadwal kuliah yang aku dapat dari Sistem Informasi Akademik (SIA) di internet disebutkan bahwa Psikologi Pendidikan kelas C ada di Ruang 305, namun di jadwal yang ada di papan pengumuman mata kuliah ini ada di Ruang 205. Walhasil, banyak sekali mahasiswa yang belum masuk kelas walaupun waktu sudah menunjukan pukul 07.30 atau dimulainya kuliah padahal dosen sudah masuk kelas. Kemudian mahasiswa yang telat tersebut satu persatu memasuki kelas, dan ini sangat mengganggu. Sebagian dari mereka ada yang salah kelas, ada pula yang memang benar-benar terlambat. Ada juga mahasiswa yang sudah masuk kelas ternyata mereka salah kelas. Wah pokoknya kacau banget.

Seharusnya hal-hal semacam ini dapat diminimalisir oleh bagian pengajaran salah satunya adalah dengan konsisten dalam membuat jadwal. Sungguh naif kalau jadwal di SIA berbeda dengan yang ada di papan pengumuman. Hal yang seperti ini tidak hanya sekali, bagian pengajaran sering banget ganti ruang kuliah secara mendadak. Dulu yang nyaris fatal banget, waktu Ujian Agama Islam Konstekstual (AIK). Di jadwal ujian yang di kartu tanda peserta ujian, nggak ada ujian AIK. Tapi ternyata AIK diujikan, padahal waktu itu aku lagi enak-enaknya ngehotspot di PPTIK. Untungnya temenku ada yang ngasih tau ruang ujian. Mudah-mudahan pihak fakultas mau memperbaiki kinerjanya agar kegiatan perkuliahan mahasiswa tidak terganggu. Hidup Psikologi…….!!!